Rabu, 05 September 2012

saya ini sedang futur

saya ini sedang futur
terbukti dengan ogah-ogahan datang ke pengajian tiap pekan
dengan alasan klasik kuliahlah, lelahlah, kerjalah, sibuklah, inilah, itulah

saya ini sedang futur
jarang baca buku tentang Islam, lagi demen baca koran
dulu tilawah tidak pernah ketinggalan sekarang satu lembar udeh lumayan
tilawah sudah tidak berkesan, nonton layar emas ketagihan

saya ini sedang futur
mulai malas sholat malam, jarang bertafakkur
ba'da shubuh, kanan kiri salam, lantas kembali mendengkur
apalagi waktu libur, sampai menjelang dzuhur

Jumat, 31 Agustus 2012

Jejak yang tertinggal

Saat masih aktif di pecinta alam, saya senang meninggalkan jejak berupa tulisan, "Gaw pernah berdiri disini", menancapkan bendera atau apa pun untuk memberitahu kepada pendaki sesudah saya bahwa saya pernah singgah di tempat itu sebelumnya. Atau sekiranya saya kembali ke gunung itu ingin sekali saya mencari jejak yang dulu saya tinggalkan, senanglah saya mengetahui tanda itu masih ada. Pun jika sudah hilang saya pun bergegas membuat tanda atau jejak baru.

Tidak hanya di puncak atau perjalanan mendaki, bahkan dinding kereta, bis dan kapal laut yang saya tumpangi pun saya sempatkan untuk sekadar mencoretkan nama saya, bahwa saya pernah menumpang angkutan itu. Saya pun pernah berniat untuk menulis nama saya di dinding pesawat

Sabtu, 25 Agustus 2012

Aku Heran

“Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tapi ia hidup bersukaria.
Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggung jawaban amal perbuatan di akhirat, tapi ia asyik mengumpulkan dan menumpuk kekayaan.
Aku heran pada orang yang yakin akan alam kubur, tapi ia tertawa terbahak-bahak.
Aku heran pada orang yang yakin akan adanya alam akhirat, tapi ia menjalani kehidupan dengan bersantai-santai.
Aku heran pada orang ayanh yakin akan kehancuran dunia, tapi ia menggandrunginya.
Aku heran pada intelektual yang bodoh dalam soal moral.
Aku heran pada orang yang bersuci dengan air, sementara hati juga tetap kotor.
Aku heran pada orang sibuk mencari cacat dan aib orang lain, sementara ia tak sadar terhadap cacat yang ada pada dirinya sendiri.
Aku heran pada orang yang yakin bahwa Allah selalu mengawasi segala perilakunya, tapi ia berbuat durjana.
Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu dimintai pertanggungjawaban seluruh amal perbuatanya, tapi berharap belas kasih dari orang lain”.

#Al-Hadis Qudsi

Jumat, 17 Agustus 2012

Bahkan Akhlak Seorang Muslim Yang Baik Sekalipun

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?"

Ada Apa Dengan Langit

Beberapa bulan terakhir ini memandangi langit malam menyisakan sedikit kepedihan di hati saya. Saya yang memang senang memperhatikan hal-hal kecil, kali ini semakin “terpikat” oleh keluasan dan kepekatan langit di malam hari.

Ada apa dengan langit? Apalagi langit malam kali ini sungguh pekat, nyaris tidak ada sebuah bintang pun yang memamerkan sinarnya. Apalagi bulan juga bersembunyi, sehingga kegelapan semakin berkuasa. Tapi tetap saja ia begitu besar artinya dalam mengingatkan saya akan keberadaan keluarga, juga mengingatkan saya akan betapa kecilnya saya di hadapan Allah SWT. Bahwa saya begitu tidak berdaya sebagai manusia.

Dengan melihat langit saya bisa menertawakan diri sendiri yang sering kali begitu ambisius sehingga lupa bersyukur. Sering kali sibuk menoleh ke kiri dan ke kanan untuk membandingkan dengan orang lain. Merasa iri pada mereka yang terlihat “lebih”. Betapa apapun yang saya miliki saat ini, yang saya banggakan dan sangat saya cintai, suatu saat harus saya tinggalkan. Dan tidak ada satupun benda duniawi yang akan saya bawa selain selembar kain kafan.

Sering pula saya lupa mensyukuri seteguk air yang bisa membasahi kerongkongan di pagi hari, dan sesuap nasi yang melegakan perut yang keroncongan. Sering begitu sibuk mempertanyakan kenapa saya tidak seperti si anu, kenapa saya tidak bisa begini seperti si ini, dan berbagai kenapa-kenapa lainnya yang takkan pernah terjawab jika hati saya berkeras untuk tidak menerima jawaban yang tersedia. Padahal saya telah tahu jawabannya: Bersyukur!

Saya menatap langit sekali lagi. Cukup untuk hari ini saya menatapnya. Besok, di lain waktu, saya ingin meminta Allah memberi saya sedikit lagi waktu untuk menatap langit. Mengumandangkan zikir dan pujian-pujian kepada-Nya.

Maka hamparan ini suatu saat akan bersaksi
Akan sentuhan kuasa-Mu yang maha bertahta
Bahwa hidup, seperti layar dan lapisan yang membentuknya
Akan kembali pada satu titik, pualam mega.

Sumber : Bayu Gawtama, Bung Rampai (relawan dan inspirator)

Jumat, 22 Juni 2012

ibu itu dan karung


Dalam beberapa hari ini ku mengelilingi kota, entah itu karena hal yang ingin ku beli di pasar dan atau apapun ada kewajiban yang lain. ku lihat kotaku yang begitu indah dan semerbak. sudah banyak bangunan yang tinggi-tinggi dan berderet rapi. jalanan raya yang diaspal semakin melebar dan telah banyak juga pengendara bermotor ataupun mobil. 

Disebuah persimpangan jalan mataku tertuju pada seorang wanita parubaya. mengenakan pakaian sedikit kusam dan jilbab yang tidak begitu rapi, tapi selalu memakainya. tubuhnya tidak terlalu tinggi mukanya kelihatan lesu, mungkin karena kurang memperhatikan diri dan pakaiannya. tapi jilbab yang selalu dikenakannya tidak pernah lepas. dan satu hal lagi karung yang selalu dia tenteng.


karung yang selalu berada di salah satu tangannya digunakan untuk memungut sampah yang ada disekeliling kota baubau ini,

Selasa, 01 Mei 2012

Air Mata Mutiara


Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Selasa, 17 April 2012

Siapapun Anda ...



Sepekan dua kali, pak Amrin -–sebut saja begitu-- mendatangi satu persatu rumah warga untuk mengangkut sampah. Selalu bisa terlihat senyumnya yang mengembang ikhlas meski ia harus berhadapan dengan tempat sampah yang beraroma tak sedap. Menyapa penghuni rumah, adalah hal yang lumrah dilakukannya, setiap hendak maupun selesai mengangkut sampah. Sehingga hampir seluruh warga disitu sangat akrab dengannya.

Sepekan dua kali, pak Amrin -–sebut saja begitu-- mendatangi satu persatu rumah warga untuk mengangkut sampah. Selalu bisa terlihat senyumnya yang mengembang ikhlas meski ia harus berhadapan dengan tempat sampah yang beraroma tak sedap. Menyapa penghuni rumah, adalah hal yang lumrah dilakukannya, setiap hendak maupun selesai mengangkut sampah. Sehingga hampir seluruh warga disitu sangat akrab dengannya.

Tidurlah Sayang


“Aku tidak mau tidur sendirian Bu.” Sebutir air mata meluncur dari kelopak mata yang memiliki bola mata indah itu. Cepat tangan kecil gadis di depanku itu menghapusnya. Wajahnya kusut dan memelas. Hmm… aku menghela napas panjang. Wajah bidadari ini selalu membuatku trenyuh dan tak kuasa untuk bilang tidak. Tapi kali ini kata ‘tidak” tidak boleh keluar dari mulutku.

“Begini saja, ibu temani sebentar yah.” sebuah senyuman terlukis di wajah permata hatiku itu.

“Kita tidur bertiga dengan Teddy bear yah?” Suaranya yang cadel dan kenes itu terdengar lirih.

“Teddy bear? Boleh. Berempat dengan sang bintang juga boleh.” Lalu kami masuk ke dalam kamarnya. 

Senin, 16 April 2012

Ini Pundakku, Mana Bebanmu

Kemarin sore bus patas reguler jurusan Blok M-Tangerang yang saya tumpangi mendadak mogok. Sudah dicoba berkali-kali, namun sopir tetap gagal menghidupkan mesin bus yang sudah sarat penumpang itu. Sebagian besar penumpang berkesah, peluh pun menjadi hiasan seragam semua penumpang. Sepuluh menit sudah kendaraan itu mogok, hingga akhirnya kondektur berteriak minta tolong kepada penumpang laki-laki untuk membantu mendorong bus besar itu.

Biarkan Masa Depan Datang sendiri

Telah pasti datangnya ketetapan Alloh, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang ) nya". (QS. An Nahl : 1)

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum terwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna.
Jika demikian,

Tatapanmu Duhai ...

Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur? Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih,

Multilevel Kebaikan

Ada teman yang pernah bertanya, "apa sih yang membuat kamu senang membantu orang lain?"

Saya berikan dia dua jawaban, pertama, karena Allah senang dengan orang-orang yang suka membantu saudaranya. Allah akan memberikan kemudahan bagi orang yang memudahkan orang lain. Kedua, saya berjanji kepada seseorang untuk terus berbuat baik membantu orang lain.

"Seseorang ...?" teman saya makin bingung.

Baiklah, saya akan perjelas. Beberapa tahun lalu saya pernah berada dalam kesulitan keuangan. Kuliah saya terancam berantakan karena saya tak mampu mengumpulkan uang kuliah dari sisa-sisa gaji saya yang memang kecil. Saya nyaris putus asa dan berpikir akan mengakhiri kuliah saya dan berhenti di tingkat dua saja. Biarlah tinggal mimpi, pikir saya.

Minggu, 15 April 2012

Aku Mau Tetap Jadi Guru, Bu...

Sebening kaca hatimu ibu
Teduh sejuk menyimpan sejuta kasih
Kau ajak aku dalam hidupmu
Yang penuh rintangan

Kubersyukur terlahir kedunia ini melalui rahimmu
Kau ajari aku berdoa tuk setiap keluh dan kesah
Saat kuayun penaku ini, ku sedang mengulang ingatanku tentang kegembiraanku tadi pagi bersama murid-muridku.
Hilang sudah rasanya penat seharian, kalau ingat muridku yang lucu-lucu.Terima kasih muridku, kau sungguh lucu. Kadang aku tidak bisa tidur hanya karena tiba-tiba ingat si Iman yang melucu.

Sabtu, 14 April 2012

30 tahun usiamu kini ukhti

KotaSantri.com - Ukhti, karena kasih sayang Allahlah detik ini engkau mampu merenda kata demi kata menjadi sebuah kalimat yang bergelora, yang mampu membangkitkan jiwamu sendiri yang sering kerontang oleh syahwat duniawi…

Ukhti, dari ketiadaan dan kehinaan yang teramat sangat, dibalik kelembutanmu Allah angkat derajatmu menjadi seorang muslimah yang memiliki hati yang teguh bagai baja, semangat yang terus membara dan cita-cita yang teramat besar dan tinggi untuk digapai…

Sholehah, hari ini Allah menatapmu dalam jumlah hari yang semakin berkurang dalam usiamu. Perjalanan waktu hidupmu telah banyak memberi makna kehidupan dalam kedewassan sikapmu. Terlalu banyak jika di urai kesalahan dan dosa yang pernah kau lakukan. Terlalu sedikit kebaikan yang baru kau kerjakan. Adakah bilangan waktu menjadi cermin dalam menyikapi detik-detik waktu yang semakin berkurang?

Jumat, 06 April 2012

Haji Karena Rokok


Istilah yg diberikan oleh Ust. Arifin Ilham kepada bekas perokok yang kemudian menyimpan uang yg tadinya digunakan untuk membeli rokok, ditabung untuk kemudian digunakan untuk pergi haji.

Subhanalloh yach, kalau saja semua perokok muslim mempunyai pikiran seperti itu, jadi tidak perlu ada uang terbakar sia sia, udara juga jadi bersih dari polusi asap rokok, perokok perokok jadi sehat dan insya Allah akan berumur lebih panjang, dan banyak bekas perokok yang menjadi haji, dan yang lebih penting, syetan dan jin tidak akan jadi gemuk karena tidak ada asap rokok sebagai salah satu makanan kegemaran mereka (demikian kata ustadz Arifin).

Sabtu, 17 Maret 2012

Nilailah Diri Anda Sendiri


Bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan anda pun jadi kerdil.

Namun, bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda pun melakukan hal-hal penting dan berharga. 

Tindakan anda adalah cermin bagaimana anda melihat dunia. Sementara dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri. 

Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita.

Jumat, 16 Maret 2012

Install Cinta Kasih (System Version)

Customer Service (CS) : Ya, ada yang bisa saya bantu? 
Pelanggan (P) : Baik, setelah saya pertimbangkan, saya ingin menginstal cinta kasih. Bisakah anda memandu saya menyelesaikan prosesnya? 


CS : Ya, saya dapat membantu anda. Anda siap melakukannya?
P   : Baik, saya tidak mengerti secara teknis, tetapi saya siap untuk    menginstalnya sekarang.      Apa  yang harus saya lakukan dahulu?


CS : Langkah pertama adalah membuka HATI anda. Tahukan anda di mana HATI anda?

Bayaran ini Ada Balasannya

Beberapa tahun lalu, yang terpikirkan olehku adalah bagaimana menjadikan hidup ini menyenangkan. Punya pekerjaan bagus, posisi lumayan dengan penghasilan yang memuaskan. Maka, jadilah hidup yang ingin aku jalani hanya berputar dari mencari uang dan menghabiskannya dengan memanjakan diri sendiri. Entahlah, waktu itu tidak pernah ada dalam benakku untuk memikirkan kesulitan orang lain.

Rabu, 14 Maret 2012

Take it or Lose it

Dalam sebuah kelas pelatihan, saya mengambil selembar kertas polos kemudian menggunting-guntingnya menjadi beberapa bagian. Ada guntingan besar, ada juga yang kecil. Tapi jumlahnya sengaja saya buat tak sama dengan jumlah peserta dalam kelas itu, dua puluh orang.

Kemudian saya meminta kepada peserta untuk mengambil masing-masing satu guntingan kertas yang tersedia di meja depan. "Silahkan ambil satu!" demikian instruksi yang saya berikan.

Selasa, 13 Maret 2012

Dua Ekor Singa

Suatu sore di tengah telaga, terlihat dua orang yang sedang memancing. Tampaknya, ada ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu mereka disana. Dengan perahu kecil, keduanya sibuk mengatur joran dan umpan. Air telaga bergoyang perlahan, membentuk riak-riak air. Gelombangnya mengalun menuju tepian, menyentuh sayap-sayap angsa yang sedang berjalan beriringan. Suasana begitu tenang, hingga terdengar sebuah percakapan.

"Ayah."
"Hmm..ya.." Sang ayah menjawab pelan. Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur.

"Beberapa malam ini," ucap sang anak, "aku bermimpi aneh. Dalam mimpiku, ada dua ekor singa yang tampak sedang berkelahi dalam hatiku. Gigi-gigi mereka, terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk mencakar dan menggeram, seperti saling ingin menerkam. Mereka tampak ingin saling menjatuhkan."

Senin, 12 Maret 2012

"cuma" Sekantong Gorengan

Seorang anak belasan tahun terduduk lemas di bawah pohon di pinggiran jalan. Matanya yang sayu tampak tengah mengamati antrian mobil di sepanjang jalan Wijaya, Jakarta Selatan. "Mobil-mobil mewah" pikirnya. Sejenak kuperhatikan matanya menerawang entah apa yang dipikirkannya, namun yang kutahu pasti ia sangat lelah. Itu bisa bisa dilihat dari seikat sapu lidi yang bertengger bersama tubuhnya di pohon rindang, juga seonggok sampah dalam sebuah keranjang besar. Kutahu, ia seorang penyapu jalanan yang setiap pagi tak pernah absen mengukur jalanan kota.   Tak kuasa rasanya kaki ini terus melangkah tanpa berhenti menyapanya. 

Sabtu, 10 Maret 2012

Batu-Batu Pijakan itu, "Terima Kasih" ,,,

Sabtu pagi. “Amru … dipanggil kepala sekolah!” lagi-lagi namaku dipanggil. Aku sudah tahu apa yang akan disampaikan kepala sekolah. Bulan lalu bu Isti wali kelasku memanggil menyampaikan salam untuk orangtuaku untuk segera membayar biaya SPP-ku yang sudah nunggak hampir 6 bulan. Sebulan sebelumnya bahkan bagian Tata Usaha sudah berkali-kali memanggilku hingga semua teman-teman tahu setiap kali aku dipanggil pasti urusannya dengan soal bayaran sekolah.